Jember Tiga
Belas Februari 2015 3:06 dini hari. Mataku masih saja tak mau dikatupkan, efek
kopi yang ku tenggak hari ini mungkin. Seingatku hari ini dua gelas kopi sudah
masuk di lambungku. Pertama, pagi tadi sebelum diriku ‘berurusan’ dengan
birokrasi kampus untuk mengurusi penundaan pembayaran biaya kuliah. Lalu, yang
kedua kalinya baru saja tandas sekitar sejam lalu sebelum tandasnya si-hudi
menuju alam baka eh, salah maksudnya alam
mimpinya. Ah, semoga dia memimpikan
hal diharapkannya. Bermimpi tentang kegalauan dan segala tetek bengek jalan yang harus dia tempuh dengan ‘si-dia’ yang
menurutnya bakal menemui ‘persimpangan’ yang takkan bisa dihindari, begitu
kalau ndak salah. Tak tau berapa jam
tadi kita bicara panjang lebar berbagai masalah mulai bahasan mengenai saya
yang masih saja setia dengan yang namanya ‘lupa’. Ya, saya ndak paham kenapa
saya mengidap ‘eSeMeS (Short Memory Syndrome)’. Yang saya ingat hanya dari saya
SD dulu saya sering sekali lupa membawa perlengkapan sekolah, lupa kalau hari
itu ada ulangan harian sampai hampir selalu lupa mengerjakan tugas. Akibatnya
ya bisa ditebak, setiap ada siswa yang dihukum maju kedepan kelas karena tidak
mengerjakan tugas, sosok saya hampir selalu muncul disana. Hal yang memalukan
sebenarnya, tapi saya memilih untuk menceritakannya kini agar saya ingat suatu
hari nanti. Seperti tagline blog yang beberapa hari lalu saya baca ‘saya pelupa
maka saya menulis’ begitu katanya. Lalu, obrolan berpindah ke hmmm apa tadi yah? Ah, sial saya lupa
lagi. Yang saya ingat kita membicarakan masalah karya, seperti apa sih
sebenarnya karya itu?. Beberapa yang saya ingat lagi karya itu ya hasil alias buah dari pemikiran.
Lalu, pemikiran yang seperti apa? Yah,
tergantung karya seperti apa yang dihasilkan. Ibarat seorang seniman rupa,
mereka dikatakan berkarya bila dia menghasilkan seni rupa, seperti desain,
lukisan, gambar, sketsa dan lain sebagainya. Terus, bagaimana dengan petani dan
nelayan? Apakah mereka juga tidak berkarya? Kalau dalam konteks ini ‘karya’
mereka ya apa yang mereka lakukan.
Kalau nelayan ya melaut dengan
keahliannya melihat arah angin kek,
merajut jala, ataupun membuat perahu. Kalau mereka petani ya mereka mulai dari memilih benih yang bagus, menanam benih,
mengairi lahan sawahnya, hingga bagaimana mereka memanen padi mereka.
Home » Archives for Februari 2015