Jumat, 10 November 2017

Persma dan Jalan Lain*)

Merujuk pada istilah-nya, Pers Mahasiswa (Persma) memiliki dua makna yang sama-sama potensial, yakni pers dan mahasiswa. Sebagai insan pers, Persma tak ubahnya seperti pers pada umumnya, ia mengemban tugas mulia sebagai penyambung lidah kaum tertindas. Persma hakikatnya memiliki esensi yang sama dengan gerakan mahasiswa kebanyakan, yakni mengawal demokrasi. Di sisi lain juga turut menjaga serta mengontrol jalannya sistem kekuasaan agar tercipta pemerintahan yang adil. Namun, yang menjadi pembeda bagi gerakan mahasiswa yang lain berangkat dari media penyampai berupa narasi sebagai sarana pergerakan Persma. Tentu dengan menyajikan berita bermutu, kritis, serta didukung independensi.

                Di era 90-an para aktivis Persma menggunakan lembaga ini sebagai kendaraan bersama untuk melawan rezim otoriter Orde Baru (Orba). Sejak saat itu Persma memasuki babak baru. Ia menjadi salah satu media penyampai polemik kerakyatan yang gahar. Isu yang dibawanya berisi bahasa khas kelas menengah yang meledak-ledak, tapi tetap menjunjung kaidah serta rambu kejurnalistikan. Sebagai kulminasinya, Persma juga berperan menjadi elemen yang turut andil menggulingkan rezim korup Soeharto di tahun ’98.

Kamis, 05 Januari 2017

Bagian Kedua

...

Manisku, mungkin aku tak segemilang sukab yang rela memburu dan menghadiahkan senja kepada kasihnya tercinta - Alina. Terlalu musykil bagiku mengerat senja, melipatnya, kemudian memasukkannya ke dalam sebuah amplop lalu, mengirimkannya padamu. Aku tak mampu menjanjikan apapun manisku, selain apa-apa yang selalu kau lihat dan rasa setiap hari. Belakangan, akupun semakin mudah menyerah atas apa-apa yang harusnya kuperjuangkan dan pertahankan.

Terakhir, ingin kuteriakkan segala ocehan ini. Tapi, entah dengan cara bagaimana. Mungkin dalam hati saja. Biarkan kuhayati dirimu dengan sungguh. Kemudian, yang bisa aku lakukan tinggal berserah pada celah-celah ketakberdayaan. Sembari belajar untuk sungguh menerima. Lalu, berusaha untuk berbahagia dengan sebuah impian dan sebuah kejujuran. Semoga pesan ini benar sampai dengan utuh kepadamu, terutama hatimu manisku. Bersama harapan dan rasa yang membuncah. Entah bagaimana. Bahasaku tinggallah rasa.

Rabu, 04 Januari 2017

Bagian Pertama

Teruntuk Engkau, Manisku.

Yang hanya mampu aku pekikkan keras-keras di dalam sanubari,

Adakah engkau untuk sekelebat memikirkanku? Pada waktu-waktu yang rumpang untuk dikisahkan. Sekedar mengingat aku - laki yang dibalut sepi dan sering tertikam bayang masa silam.

Manisku,

yang hanya mampu kusebut dengan bibir bergetar dalam sela-sela doa.

Ketahuilah manisku, kuingin sesekali berdua di atas tanah lapang yang entah. Untuk kemudian bersama-sama menatap langit sembari memandangi senja. Menunggu surya yang perlahan-lahan tenggelam. Menikmati jingganya yang lamat-lamat memburam menuju temaram. Hanya berdua saja. Tidak sesuatupun akan kuijinkan untuk mengganggu, bahkan detak waktu harus rela mengalah. Mengalah sejenak hanya untuk engkau satu-satunya manisku..

..dan tentunya juga aku.

...

Senin, 26 Desember 2016

Dua Puluh Enam Desember

Teruntuk Adik Manisku,


Hari ke Dua Puluh Enam bulan ke-Dua Belas Masehi, kau mengenang kelahiranmu di dunia ini. PutuAyu Deashinta Putri Suardhita – menjadi hadiah terindah dunia sekaligus rasa syukur dua orang tua atas kehadiranmu.

Rumah Orange menjadi medium pertama kita bersua. Aku mengenalmu sebagai perempuan pembelajar dan haus akan hal baru. Seringkali aku dan kakak-kakakmu yang lain cukup kerepotan memuaskan dahaga ingin tahumu. Banyak hal yang sudah kita lalui – menggila hingga menggalau bersama-pun sudah. Tapi, di hari bahagiamu ini buang jauh semua galau, sedih dan gelisahmu adik manisku. Berbahagialah, nikmati detik tiap detik bergantinya masa usiamu.

...

Sabtu, 13 Agustus 2016

Efek Samping ‘Mantan’ *)

Belakangan saya dihantui serta menjadi biasa dengan kata ‘mantan’. Yah, mantan. Berawal dari obrolan bareng lalu akhirnya rajin di blow-up via medsos, tanpa ada yang menyepakati sebelumnya lalu si Sadam menyewa sepetak kecil tanah di halaman di salah satu perusahaan blog ternama dunia. Hasilnya ruang ini, menjadi ladang pelampiasan bagi para pria (setahuku masih belum ada wanita yang diajak nimbrung disini). Jadi, ruang yang anda kunjungi ini semacam penyalur hasrat dan birahi akan mantan.
           Tapi maaf saya tidak akan bicara tentang mantan kekasih, mantan istri, atau malah mantan suami disini. Bukan berlagak bodoh atau mencoba ‘murtad’. Saya sendiri hingga detik ini belum pernah punya yang namanya ‘mantan’. Wuiih, kelihatan laku sekali ya saya. Ah tidak, saya hanya mencari pembenaran untuk diri saya sendiri. (pikir sendiri maksud saya)