Teruntuk Adik Manisku,
Hari ke Dua
Puluh Enam bulan ke-Dua Belas Masehi, kau mengenang kelahiranmu di dunia ini. PutuAyu Deashinta Putri Suardhita – menjadi hadiah terindah dunia sekaligus rasa
syukur dua orang tua atas kehadiranmu.
Rumah Orange
menjadi medium pertama kita bersua. Aku mengenalmu sebagai perempuan pembelajar
dan haus akan hal baru. Seringkali aku dan kakak-kakakmu yang lain cukup
kerepotan memuaskan dahaga ingin tahumu. Banyak hal yang sudah kita lalui –
menggila hingga menggalau bersama-pun sudah. Tapi, di hari bahagiamu ini buang
jauh semua galau, sedih dan gelisahmu adik manisku. Berbahagialah, nikmati detik
tiap detik bergantinya masa usiamu.
...
Sedang apa kau
pagi ini Adik Manisku? Semoga kau terbangun dengan segar dan penuh semangat. Bangun
dengan harapan sekaligus doa-doa terbaik teruntuk diri di hari yang spesial ini.
Maaf Adik Manisku, tak ada kue bertahtakan lilin cantik nan gemerlap, kejutan tepat
di tengah malam, sekedar bingkisan kecil apalagi cincin bertahtakan permata. Kuharap kau
tak kecewa. Sebab, aku masih percaya setiap apa-apa yang tertulis akan kekal
abadi. Begitu kan yang dikatakan mantan pesakitan Pulau Buru – Pramoedya Ananta
Toer? Karena itu, kemudian kucoba menjahit kata demi kata, merangkai kalimat
demi kalimat khusus teruntuk dirimu. Harapanku, semoga di masa yang akan datang
ada kado spesial yang bisa aku berikan. Tak sekedar barisan-barisan kata.
Adik Manisku,
sungguh masa depan itu memang ada karena kau telah melampaui satu tahun lagi. Selamat
ulang tahun. Tetap semangat dan terus bergerak maju. Tak perlu muncul
penyesalan. Sebab penyesalan adalah sebuah kesia-siaan. Bergeraklah mengejar cita-citamu.
Tetaplah menjadi apa yang engkau mau, Adik Manisku. Seperti yang sering
kukatakan pada beberapa adik tingkatmu bahwa Kau Berkuasa (sepenuhnya) Atas Dirimu Sendiri.
Maaf, jikalau
tulisan ini jauh dari sempurna dan terlalu banyak rumpang. Aku tak sejenius Shakespeare
atau Kahlil Gibran - yang mampu merajut kata-kata puitik nan romantik. Mungkin, ada seseorang di luar sana yang juga
memberikan ucapan semacam ini. Bahkan, mungkin jauh lebih manis, lebih syahdu dan lebih
puitik. Maafkan aku adik manisku, hanya ini yang aku mampu persembahkan
untukmu. Tapi percayalah, ini bukan karena aku tak sungguh menjadikanmu spesial.
Ini hanya karena ke-alpa-an atas kemampuanku, adik manisku.
...
Semoga Tuhan
Melindungi Kamu
Serta Tercapai Angan dan Cita-Citamu
Mudah-mudahan
Diberi Umur Panjang
Sehat Selama-lamanya
...
Selamat Ulang
Tahun Adik Manisku. Selamat menempuh kedewasaan yang baru. Selalu semangat. Tetaplah
menjadi manis dan selalu termanis.
Beranda Rumah Orange
Senin 26 Desember 2016
, 05:34
Salam
0 komentar:
Posting Komentar