Senin, 26 Desember 2016

Dua Puluh Enam Desember

Teruntuk Adik Manisku,


Hari ke Dua Puluh Enam bulan ke-Dua Belas Masehi, kau mengenang kelahiranmu di dunia ini. PutuAyu Deashinta Putri Suardhita – menjadi hadiah terindah dunia sekaligus rasa syukur dua orang tua atas kehadiranmu.

Rumah Orange menjadi medium pertama kita bersua. Aku mengenalmu sebagai perempuan pembelajar dan haus akan hal baru. Seringkali aku dan kakak-kakakmu yang lain cukup kerepotan memuaskan dahaga ingin tahumu. Banyak hal yang sudah kita lalui – menggila hingga menggalau bersama-pun sudah. Tapi, di hari bahagiamu ini buang jauh semua galau, sedih dan gelisahmu adik manisku. Berbahagialah, nikmati detik tiap detik bergantinya masa usiamu.

...


Sedang apa kau pagi ini Adik Manisku? Semoga kau terbangun dengan segar dan penuh semangat. Bangun dengan harapan sekaligus doa-doa terbaik teruntuk diri di hari yang spesial ini. Maaf Adik Manisku, tak ada kue bertahtakan lilin cantik nan gemerlap, kejutan tepat di tengah malam, sekedar bingkisan kecil  apalagi cincin bertahtakan permata. Kuharap kau tak kecewa. Sebab, aku masih percaya setiap apa-apa yang tertulis akan kekal abadi. Begitu kan yang dikatakan mantan pesakitan Pulau Buru – Pramoedya Ananta Toer? Karena itu, kemudian kucoba menjahit kata demi kata, merangkai kalimat demi kalimat khusus teruntuk dirimu. Harapanku, semoga di masa yang akan datang ada kado spesial yang bisa aku berikan. Tak sekedar barisan-barisan kata.

Adik Manisku, sungguh masa depan itu memang ada karena kau telah melampaui satu tahun lagi. Selamat ulang tahun. Tetap semangat dan terus bergerak maju. Tak perlu muncul penyesalan. Sebab penyesalan adalah sebuah kesia-siaan. Bergeraklah mengejar cita-citamu. Tetaplah menjadi apa yang engkau mau, Adik Manisku. Seperti yang sering kukatakan pada beberapa adik tingkatmu bahwa Kau Berkuasa  (sepenuhnya) Atas Dirimu Sendiri.

Maaf, jikalau tulisan ini jauh dari sempurna dan terlalu banyak rumpang. Aku tak sejenius Shakespeare atau Kahlil Gibran - yang mampu merajut kata-kata puitik nan romantik.  Mungkin, ada seseorang di luar sana yang juga memberikan ucapan semacam ini. Bahkan, mungkin jauh lebih manis, lebih syahdu dan lebih puitik. Maafkan aku adik manisku, hanya ini yang aku mampu persembahkan untukmu. Tapi percayalah, ini bukan karena aku tak sungguh menjadikanmu spesial. Ini hanya karena ke-alpa-an atas kemampuanku, adik manisku.

...

Semoga Tuhan

Melindungi Kamu

Serta Tercapai Angan dan Cita-Citamu

Mudah-mudahan

Diberi Umur Panjang

Sehat Selama-lamanya

...

Selamat Ulang Tahun Adik Manisku. Selamat menempuh kedewasaan yang baru. Selalu semangat. Tetaplah menjadi manis dan selalu termanis.





Beranda Rumah Orange
Senin 26 Desember 2016 , 05:34


Salam





Laki Yang Belum Juga
Menemukan Mantannya

0 komentar:

Posting Komentar